Tuesday, February 6, 2007

II. Bangsa Israel dan Peran Kenabian

Persaingan dan perebutan kursi kekuasaan di Yerusalem telah mengakibatkan munculnya penyimpangan penyimpangan terhadap ajaran Tuhan yang telah dibawa Nabi-nabi Bangsa Israel setelah periode Nabi Sulaiman as. sampai dengan periode Isa as. sendiri. Ajaran agama Bangsa Israel dijadikan referensi untuk melegitimasi pendapat-pendapat kelompok yang saling bertikai. Sedangkan forum pengkajian agama dijadikan tempat untuk mengucilkan kelompok yang tidak sejalan dengan pemikiran mereka. Penegakkan hukum Taurat hanya menjadi slogan dan propaganda kelompok yang ingin berkuasa untuk merekrut para pemuda dan simpatisan agar memperkuat posisi kelompok mereka di panggung kekuasaan. Penafsiran kitab Taurat disesuaikan dengan kepentingan dan misi dan kelompok ataupun suku masing-masing.

Dengan demikian, penilaian terhadap peristiwa isa as. dan Hawariyyuu tidak akan sempurna tanpa terlehih dahulu mernahami permasalahan yang sesungguhnya terjadi di dalam tubuh sebuah bangsa yang bernama israel. nama Israel adalah sebutan dari Allah SWT yang telah dibertkati kepada Nabi Yakub as. putra Nabi Ishak as. yang artinya Coil Prevail atau Tuhan Maha Kuat. Di dalam Alkitab disebutkan:

A. Israel atau Yahudi?

Kata israel adalah sebutan dari allah SWT yang telah di berikan kepada nabi Yaqub as. Putra nabi Ishaq yang artinya God prevail[1] atau tuhan yang maha kuat. Di dalam alkitab di sebutkan:

Firman Allah kepadanya. “namamu Yakub” dan sekarang namamu bukan lagi Yakub, melainkan Israel, itulah yang akan menjadi namamu. “Maka Allah menamai dia Israel (Kejadian 35:10)

Dan Alquran juga menjelaskan:

Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi dan keturunan Adam, dan dan orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israel, dan dari orang-orang yang tclah Kami beri petunjuk dan tclah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis. (QS. Maryam:58)

Adapun kata Yahudi atau Yehuda sebenarnya berasal dan asal kata bahasa Hebrew, yakni yadah atau odeh yang artinya to give thanks atau bersyukur. Dalarn Alkitab, kata Yehuda sebenarnya merujuk kepada putra Nabi Yakub as. yang bernama Yehuda, dan dua belas orang bersaudara.

Berikut ini adalah narna putra-putra Nabi Yakub as. Menurut Alkitab:

(35-22b) Adapun anak-anak lelaki Yakub dua belas orang jumlahnya. (Kejadian 35:22b)

Anak—anak Lea ialah Ruben, anak sulung Yakub, kemudian Simeon, Lewi, Yahuda, Isakhar dan Zebulon.

Anak-anak Rahel ialah Yusuf dan Benyamin.

Dan anak-anak Bilha. budak perempuan Rahcl ialah Dan serta Naftali

Dan anak-anak Zilpa. budak perempuan Lea ialah Gad dan Asyer.

itulah anak-anak lelaki Yakub. Yang dilahirkan baginya di Padan-ararn, (Kejadian 35.22-26)

Kata Bani Yehuda, sesungguhnya adalah sebutan untuk keturunan Yehuda. Sedangkan kata Yahudi adalah sebutan untuk seseorang yang sebenarnya hanya berasal dan keturunan Yehuda saja. Tapi penggunanan serta arti kata Yehuda atau Yahudi dikemudian han menjadi lebih luas sehingga artinya mencakup hampir seluruh aspek kebudayaan, ideologi dan agama yang seakan-akan menggantikan posisi kata Israel sebagai sebuah bangsa yang memiliki kultur, ideologi dan kepercayaanya sendiri semenjak dan awal eksistensinya.

Mengandung pulalah ia, lalu melahirkan seorang anak laki -laki, maka ia berkata: Sekali ini aku akan bersyukur kepada TUHAN. ‘Itulah sebabnya Ia menamai anak itu Yehuda. Sesudah itu Ia tidak ,melahirkan lagi. (Kejadian 29:35)

Ketika Bangsa Israel diperbudak oleh Fir’aun di Mesir, Nabi Musa as. dan Harun as. yang berasal dan Suku Lewi, diutus oleh Allah SWT sebagai Rasul-Nya untuk membebaskan Bangsa Israel dan cengkeraman Fir’aun dan bukan untuk diutus kepada Suku Yehuda saja. Ajaran Tuhan yang dibawa Musa as. dan Harun as. sendiri tidak pernah disebut secara khusus sebagai sebuah agama yang bernama Yahudi[2] baik di zaman nabi-nabi sebelum mereka atau pun setelah mereka yang berasal dan kalangan Bangsa Israel sendiri.

Bahkan setelah masa kenabian Musa as. dan Harun as. selaku, Suku Lewi sebenarnya adalah suku yang di bebani tanggung jawah tersebut, dengan pengangkatan para Imam secara turun temurun dan keturunan Nabi Harun as. yang diperintahkan untuk mernelihara dan melaksanakan ajaran Taurat.

Engkau harus juga mengurapi dan menguduskan Harun dan anak anaknya supaya mereka memegang jabatan imam bagi-Ku.(Keluaran 30:30)

Urapilah mereka, seperli engkau mengurapi ayah mereka, supa mereka memegang jabatan imam bagi-Ku; dan ini terjadi, supaya berdasarkan pengurapan itu mereka memegang jabatan imam untuk selama-lamanya turun -temurun. (Keluaran 40:15)

Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. lnilah semuanva firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel.(Keluaran 19:6)

Adanya anggapan yang mengatakan bahwa konsep Imamah— Bangsa Israel—adalah sebuab konsep duniawi dan bukan merupakan bagian dan ajaran yang telah disyariatkan kepada Musa as. adalah tidak benar. Sebab kedudukan seorang Imam[3] sama sekali berbeda dengan seorang kepala negara, seperti presiden, atau raja. Firman Allah di dalam Alquran:

Dan sesungguhnva telah Kami berikan kepada Musa Alkitab (Taurat), maka janganlah kamu (Muhammad) ragu-ragu menerirna ‘Alquran itu) dan Kami jadikan Alkitab (Taurat) itu petunjuk bagi Bani Israel Dan kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin (Al-immah) yang mcimberi petunjuk dcngan pcrintah kami ketika mereka Sabar Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami (OS Aa Sajdah:23-24)

Dan sesungguhnya Allah mengambil perjanjian dari bani israel yang telah Kami angkat di antara mereka 12 orang pemimpin dan Allah berfirman : “Sesungguhnya aku beserta kamu, sesungguhnya jika kamu mendirikan shalat dan menunaikan shalat serta menunaikan zakat sera beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjamkan yang baik sesungguhnva aku akan menghapus dosa-dosamu. Dan sesungguhnya kamu akan Ku-masukkan kedalam surga yang mengalir didalamnva sungai-sungai. Maka barang siapa yang kafir diantaramu sesudah itu. sesungguhnya ia tclah tersesat dari jalan yang lurus (QS. Al Maidah: /2)

Kami tclah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan tclah Kami wahyukan kepada mereka mengerjakan kebaikan, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu men yembah. (Al Anbiyaa:72-73)

Di dalam Alkitab juga disebutkan:

Juga dari antara mereka akan Ku ambil imam-imam dan orang-orang Lewi, firman TUHAN (Yesaya 66:21)

Selanjutnya, penamaan ajaran yang telah dibawa Nabi Musa as. dan Harun as. kepada Bangsa Israel menjadi agama Yahudi[4] sebenarnya baru terjadi setelah periode Nabi Daud as. dan Sulaiman as. yang berasal dan Suku Yehuda. Secara Historis, Bangsa Israel belum pernah memiliki seorang nabi yang telah diutus kepada mereka sebesar Nabi Daud as. dan Nabi Sulaiman as.

Kedua Nabi Allah inilah yang telah mengokohkan kedudukan Bangsa Israel sekaligus membangun sebuah pemerintahan sehingga pada periode kedua Nabi ini Bangsa Israel mencapai puncak keemasannya. Jika Nabi Musa as. dan Harun as. adalah nabi yang membawa mereka keluar dan cengkeraman perbudakan Fir’aun, maka Nabi Daud as. dan Sulaiman as. adalah Utusan Tuhan yang rnengokohkan kedudukan Bangsa Israel di mata dunia pada saat itu. Alkitab meriwayatkan:

Maka Salomo menjadi raja atas seluruh Israel. (1 Raja-Raja 4:1)

Maka Salomo berkuasa atas segala kerajaan mulai dari sungai Efrat sampai negeri orang Filistin dan sampai ke tapal batas Mesir Mereka menyaimpaikan upeti dan tetap takluk kepada Salomo seumur hidupnva. (1 Raja-Raja 4:21)

Selain itu, pada masa Daud as., Tuhan juga telah memilih Kota Zion[5] atau yang disebut dengan Kota Daud sebagai tempat mendirikan Rumah Tuhan disebuah kota bernama Yerusalem yang berbatasan dengan wilayah Suku Yehuda.

Simbol Rumah Tuhan Bangsa Israel di masa lalu adalah sebuah kotak yang disebut dengan Tabernakel (Tabut), yaitu semacam sebuah Altar tempat menyimpan Loh-Loh yang telah diterima Nabi Musa as. sewaktu rnenghadap Tuhan di bukit Sinai. Tabut ini selalu dibawa oleh Bangsa Israel dari satu tempat ke tempat lainnya sepanjang perantauan mereka. Juga pada masa pertempuran pertempuran untuk memperebutkan wilayah Bangsa Filistin, Moab dan Amon serta beberapa wilayah suku bangsa lainnya yang telah menetap sebelumnya di wilayah tersebut dan masih rnempraktekkan penyembahan berbagai macam berhala. Berkenaan dengan Tabut Tuhan, Alkitab menjelaskan:

Dalam tabut itu tidak ada apa-apa selain dari kedua Ioh yang ditaruh Musa ke dalamnya di gunung Horeb, ketika TUHAN mengikat perjanjian dengan orang Israel pada waktu perjalanan mereka keluar dari Mesir (2 Tawarikh 510)

Setelah Rumah Tuhan itu didirikan oleh Nabi Sulaiman as., Tabut Bangsa Israel juga segera ditempatkan di dalam Rumah Tuhan yang baru tersebut. Rumah Tuhan yang didirikan di atas wilayah Suku Benyamin itu berada di kota yang menjadi pusat pemerintahan Nabi Daud as. dan Sulaiman as., Yerusalern. Yer berarti kota atau “ajaran” dan shalom berarti “salam” atau “damai”[6]

Di bawah pimpinan Nabi Sulaiman as., Rumah Suci Tuhan yang kedua—setelah yang pcrtama kali didirikan di Bakkah atau Makkah oleh Nabi ibrahim as. Dan ismail as.—berdiri dengan megah sehingga kota Yerusalem sempat menjadi tempat yang paling strategis bagi seluruh bangsa pada saat itu.

Pada masa itu, tongkat pemerintahan Negara Israel herada dibawah kekuasaan Daud as. dan Sulaiman as. yang berasal dan Suku Yehuda, tapi upacara-upacara keagamaan masih tetap dilakukan dan dipimpin oleb Imam keturunan Nabi Harun as[7]

Setelah Nabi Sulaiman as. wafat, timbul perselisihan antara sepuluh Suku Israel dengan Suku Yehuda dan Suku Benyamin karena hendak memperebutkan hak pemeliharaan terhadap Rumah Tuhan dengan segala kemegahan serta kekayaan yang berada di dalamnya.

Perselisihan mereka sesungguhnya adalah rnemperebutkan kekayaan dan kekuasaan yang berkaitan Iangsung dengan pemerintahan atas Bangsa Israel. Parahnya perselisihan itu, pada akhirnya telah rnembagi Kerajaan Israel Raya terpecah menjadi dua wilayah kekuasaan. Sepuluh suku bersekutu kepada Yerobeam bin Nebat yang berasal dan Suku Yusuf. Alkitab meriwayatkan:

Juga Yerobeani bin Nebat, seorang Efraim dan Zereda, seorang pegawai Salomo, nama ibunya Zerua, seorang janda, memberontak terhadap raja.(l Raja-Raja 11:26)

Lalu Salomo berikhtiar membunuh Yerobeam, tetapi Yerobeam bangkit dan melarikan diri ke Mesir kepada Sisak, raja Mesir dan di Mesirlah ia tinggal sampai Salomo mati. (1 Raja 1/40)

Yerobeam adalah seorang mantan pejabat tinggi pada masa kerajaan Sulaiman as. yang kemudian telah melarikan diri dan meminta ‘suaka politik’ atau political assylum pada zaman Nabi Sulaiman as kepada Raja Sisak dan Dinasti Fir’aun di Mesir. Setelah mendengar bahwa Nabi Sulaiman as telah wafat, Yerobeam kembali ke Israel untuk berkampanye dalam rangka rnemperebutkan kekuasaan. Yerobeam pada akhirnya menobatkan dirinya sebagai Raja israel dan menjadikan Sikhem di wilayah Efraim sebagai Ibu Kota Israel baru, AlKitab menjelaskan:

Segera sesudah hal itu kedengaran kepada Yeroheam bin Nebat—pada waktu itu dia masih ada di Mesir sebab Ia ,melarikan diri ke sana dari hadapan raja Salomo—maka kembalilah ia dari Mesir (1 Raja 12:2)

Segera sesudah seluruh Israel mendengar, bahwa Yerobeam sudah pulang, maka mereka menyuruh memanggil dia kepertemuan jemaah, Ialu mereka menobatkan dia menjadi raja atas seluruh Israel. Tidak ada lagi. yang mengikuti keluarga Daud selain dari Suku Yehuda saja. (I Raja 12:20)

Setelah seluruh Israel melihat, bahwa raja tidak mendengarkan permintan mereka, maka rakyai menjawab raja: “Bagian apakah kita dapat dari pada Daud Kita tidak memperoleh warisan dart anak Isai itu! Ke kemahmu, hat orang Israel Uruslah sekarang rumahmu sendiri. hal Daud! “Maka pergilah orang israel ke kemahnya, sehingga Rehabeam menjadi raja hanya atas orang Israel yang diam di kota kota Yehuda. 1/ Raja-Raja 12:16-17)

Kemudian Yerobeam memperkuat Sikhem di pegunungan Efralin, lalu diam di sana. ía keluar dari sana, lalu memperkuat Pnuel, (1 Raja 12:25)

Suku Yehuda dibawah kekuasaan Rehabeam anak Salomo pada akhirnya bersekutu dengan Suku Benyamin sehingga kedua wilayah Suku Yehuda dan Suku Benyamin lambat-laun menjadi sebuah kerajaan baru yang disebut Kerajaan Yudea. Alkitab meriwayatkan:

Ketika Rehabeam datang ke Yerusalem, ia mengumpulkan segenap kaum Yehuda dan Suku Benyamin, seratus delapan puluh ribu teruna yang sanggup untuk memerangi kaum Israel dengan maksud mengembelikan kerajaan itu kepada Rehabeam. anak Sa1omo (I Raja-raja 12:21)

Demikianlah orang israel memberontak terhadap keluarga Daud .sampai hari ini. (1 Raja-Raja 12:19 )

Perseteruan antara Kerajaan Yudea (di Selatan) dengan Kerajaan Israel (di Utara) bertambah buruk dengan terjadinya konflik terbuka yang mengakibatkan timbulnya peperangan sesama mereka yang telah memakan korban jiwa dan harta dalam sebuah kurun waktu yang cukup paniang. Dalam Easton bible Dictionary dijelaskan:

“When the disruption took place at Shechem, at first only the tribe of Judah followed the house of David. But very soon after the tribe of Benjamin joined the tribe of Judah, and Jerusalem became the capital of the new kingdom (Josh. /8:28), which was called the kingdom of Judah It was vers small in extent, being only about the size of the Scottish county of Perth. For the first sixty years the kings of yudah aimed at re-establishing their authorithy over the kingdom of the other ten tribes, so that there was a state of perpetual war between them[8]

Sebutan untuk seluruh Bangsa Israel dengan kata Yahudi, sebenarnya baru lebih terkenal setelah kehancuran Yerusalem oleh tentara Nebukadnezar setelah beberapa tahun sebelumnya Kerajaan Israel di Utara telah terlebih dahulu dihancurkan oleh tentaranya. Dijelaskan:

“The fail of the Northern Kingdom encouraged Judean kings to pursue nationalistic policies aimed at recovering a united Davidic monarchy. “ [9]

Oleh sebab itu, sangat tidak mengherankan jika sebutan Yahudi untuk memberikan semacam atribut kepada seluruh Bangsa Israel di dalam Alkitab sendiri baru muncul pertama kali di dalam Kitab Ezra (Uzair as.). Alkitab meriwayatkan:

kiranya raja maklum, bahwa orang-orang Yahudi, yang berangkat dari tuanku ke tempat kami, telah tiba di Yerusalemn. Mereka sedang membangun kembali kota yang durhaka dan jahat itu; mereka menyelesaikan pembangunan tembok-tembok dan memperbaiki dasarnya. (Ezra 4.12)

Setelah perpecahan tersebut, Bangsa Israel yang kuat dan pernah disegani berubah menjadi sebuah bangsa yang Iemah di mata bangsa lain. Bangsa Israel sendiri akhirnya menjadi sebuah legenda yang sarat dengan konflik internal sehingga telah mengundang campur tangan dan para penguasa kerajaan-kerajaan besar disekitarnya.

Karena peliknya konflik yang terjadi sebagaimana yang telah diriwayatkan di dalam Alkitab sendiri, maka akibat konflik yang ditimbulkannya pun tidak tanggung-tanggung. Disiplin ilmu keagarnaan yang dibangun pada masa keemasan digunakan sehagai fasilitator kepanjangan tangan kepentingan politik kedua belah pihak yang berseteru. Berbagai penafsiran Kitab Suci dan hukum agama diubah untuk memenuhi kehutuhan perebutan kekuasaan sesama Suku Israel. Praktek ini menimbulkan sektarianisme serta kelompok-kelompok politik atau politico-religious sect yang bernaung pada mazhab-mazhab pemikiran dan keagamaan. Seperti Saduqi[10] Pharisii[11] dan Essenii[12] atau sekte lainnya seperti Samaritans[13]—yang sebenarnya memiliki tujuan untuk memperkuat kubu-kubu dan kepentingan masing-masing pihak. baik aspek sosial maupun politik

Antara sesama Suku Israel maupun kelompok yang saling bertikai, masing-masing pihak mencari cara untuk melegitimasikan manuver-manuver politik mereka dengan memanfaatkan kitab suci dan sumber-suniber Iainnya untuk membenarkan posisi kelompok mereka sebagai kelompok yang paling benar di dalam mengikuti ajaran Tuhan yang sesungguhnya. Kondisi tersebut justru memperkeruh situasi. Ketika mereka mencari argumen-argumen pembenaran atas diri mereka, pada saat yang sama mereka juga telah menghilangkan kebenaran hakiki yang seharusnya lebih utama untuk di ikuti.

Secara berkesinambungan Allah SWT mengutus nabi-nabi-Nya untuk mengembalikan kemurnian ajaran Bangsa Israel. Tapi, setiap nabi yang datang untuk melerai perselisihan dengan memberikan penjelasan serta pengajaran rnengenai hal-hal yang diperselisihkan seakan-akan tidak memperoleh ruang karena telah mengakarnya rasa dendam kesukuan, perasaan iri dan dengki sesama Suku Israel.

Apabila kita meninjau aspek sejarah Bangsa Israel melalui Alkitab, walaupun bangsa-bangsa asing mampu menguasai wilayah Suku Yehuda dan Suku Benyamin secara teritorial serta mengambil alih kekuasaan pemerintahan Yudea, namun masyarakat di kedua wilayah suku itu masih mampu mempertahankan pengaruh ideologi mereka di sektor-sektor religius, sosial, politik dan kultur yang sangat esensial untuk kehidupan Suku-suku Israel lainnya.

Penguasaan Suku Yehuda terhadap sektor-sektor strategis pada akhirnva mengubah paradigma Bangsa Israel secara menyeluruh[14], Pembaharuan konsep ideologi dan keagamaan tersebut telah rnemecah Suku-suku Israel menjadi beberapa kelompok politik yang saling pro-kontra terhadap dominasi yang telah diciptakan oleh Suku Yehuda di dalam mempertahankan eksistensinya sebagai penguasa atas Suku-suku Israel Iainnya.

Suku-suku Israel yang mengikuti propaganda kelompok komunitas Yudea, pada akhirnya memilih untuk me-yahudi-kan [15]diri mereka ke dalam sebuah ideologi baru yang telah dirintis oleh Suku Yehuda dalam mempertahankan eksistensinya sebagai kelompok yang mengklaim din pewaris pemerintahan Israel yang sah setelah Sulaiman as.

Sejak itu, eksistensi Israel sebagai sebuah bangsa seakan-akan sirna oleh eksistensi sebuah ideologi baru kebangsaan Yahudi yang telah merasuk ke hampir seluruh sektor kehidupan politik, kultur, budaya, kepercayaan dan agama. Oleh sebab itu, istilah “orang Yahudi” sebagai label Israel jauh lebih populer dibandingkan dengan ideologi kebersamaan Bangsa Israel itu sendiri. Banyak bangsa asing yang jauh iebih mengenal istilah Yahudi sebagai sebuah bangsa sekaligus kelompok masyarakat dengan ideologi. agama dan kultur yang seakan akan telah mewakili eksistensi Bangsa Israel secara keseluruhan.

Perpecahan itu seakan partai-partai politik yang tengah memperebutkan kursi kekuasaan pemerintahan dengan selalu mengumbar-umbar janji dalam bentuk propaganda politik. Tapi yang tcrjadi dalam tubuh Bangsa Israel jauh lebih hebat lagi. Mengingat sarana media informasi umum pada masa itu masih sangat minim, maka satu-satunya sarana media informasi yang dapat dijadikan senjata ampuh untuk memperkuat posisi kelompok-kelompok yang saling memperebutkan kekuasaan adalah dengan membuat ataupun mengubah nubuat Nabi-nabi Tuhan kepada Bangsa Israel dengan memasukkan jargon-jargon serta slogan-slogan untuk kepentingan politik jangka pendek mereka.

Namun yang lebih parah adalah pemanfaatan Kitab-kitab Suci para nabi Bangsa Israel, terutama Kitab Taurat, yang pada akhirnya tidak luput juga dari sasaran perubahan keperitingan oknum oknum politik jangka panjang dalam menciptakan sebuah janji kemenangan abadi yang sangat didambakan oleh kelompok kelompok masyarakat yang telah memberikan dukungan mereka pada masa itu.

Lebih buruk dan lebih menakutkan lagi adalah cara-cara mereka dengan memunculkan nahi-nabi palsu urtuk menyampaikan kepentingan-kepentingan tersebut. Sebagaimana dapat ditemukan di dalam Kitab Perjanjian Lama, salah satu tujuan dimunculkannya nabi-nabi palsu adalah untuk dijadikan sebagai nabi-nabi tandingan di dalam menyikapi dan menghadapi Nabi-nabi Allah yang sebenarnya hanya karena nabi yang telah diutus oleh Allah SWT semata-mata berasal dan suku ataupun kubu-kubu kepentingan yang kontra ataupun menolak terhadap kepentingan mereka. Selain itu mereka juga mengkhawatirkan Nabi-nabi Tuhan tersebut akan memberikan keuntungan kepada pihak yang mungkin bersebelahan dengan mereka. AlKitab mengisahkan:

Para nabi bernubuat palsu dan para imam mengajar dengan sewenang wenang, dan umat-Ku ,menyukai yang demikian! Tetapi apakah yang akan kamu perbuat, apabila datang kesudahannya? (Yeremia 5.31)

Jawab TUHAN kepadaku: ‘Para nabi itu bernubuat palsu demi nama Ku!Aku tidak mengutus mereka, tidak memerintahkan mereka dan tidak berfirman kepada mereka. Mereka menubuatkan kepadamu penglihatan bohong. ramalan kosong dan tipu rekaan hatinya sendiri. (Yeremia 14:14)

Seluruh perbuatan-perbuatan menyimpang tersebut, sesungguhnya tidak lain kecuali hanya bertujuan kepada kepentingan kekuasaan, fanatisme kesukuan dan karena kebobrokan moral yang telah mengatasnamakan atribut ajaran Tuhan sebagai kedok pemalsuan mereka

B. Hikmah Mukjizat Kelahiran isa as

SeteIah berabad-abad terselubung misteri, maka sejalan dengan berkembangnya ilmu-ilmu sains, khususnya ilmu biologi atau disiplin ilmu yang mempelajari makhluk hidup, maka kehidupan manusia pun terungkap secara mengagumkan. Salah satu cabang dan ilmu biologi yang selalu menakjubkan para pelajarnya adalah fcnomena proses reproduksi atau regenerasi keturunan dan sebuah mahluk hidup. Manusia sehagai salah satu makhluk hidup yang tergolong dalam kelompok mamalia[16] mcmiliki intelegensia dan terdiri dan jutaan susunan sel yang saling berhubungan satu sama lain. ini menjadikan manusia sebagai makhluk yang sangat kompleks.

Dalam ilmu biologi, hal yang paling dasar untuk manusia dapat melakukan proses reproduksi adalah dengan berpasangan. artinya proses reproduksi manusia baru dapat terjadi apabila melibatkan dua hagian atau unsur-unsur yang secara fisik memang ada di dalam tubuh seorang wanita dan pria. Di dalam buku Bibel, Qur’an dan Sains Modern dijelaskan:

Pada permulaannva terjudi pembuahan dalam rahim. Ada suatu ovum yang memisahkan diri dari ovarium di tengah-Iengah siklus menstruasi. Yang menyebahkan pembuahan adalah sperma lelaki, atau lebih tepat lagi spermatozoide, karena satu sel benih sudah cukup; satu kadar yang sangat sedikit dari sperma mengandung spermatozoide sejumlah puluhan juta. Cairan itu dihasilkan oleh kelenjar laki-laki dan disimpan untuk scmentara dalam ruangan dan saluran yang bermuara ke jalan air kencing. Ada kelenjar tambahan yang beritebaran sepanjang saluran sperma, dan menambah zat pclumas kepada sperma. letapi zat itu tidak mengandung unsur pembuahan.

Telor yang dibuahi semacam itu menetap pada suatu tittik tertetu dalam rahim wanita. Telor ini, turun sampai ke rahim dan menetap di sana dengan berpegangan dengan zal liat dan dengan otot sesudah tersusunnya placenta.

…………………………

Ketika isa as. diciptakan oleh Allah SWT ke dalam rahim seorang wanita yang bernama Maryam binti imran as. proses penciptaan itu tidak pernah melibatkan unsur-unsur dari lelaki. Artinya, Maryam as. tidak memiliki seorang suami yang membuahi sel telur atau ovule dalam rahimnya dengan cairan sperma sebagairnana pada kasus yang terjadi pada manusia pada umumnya.

Proses fecondition atau pembuahan yang terjadi di dalam rahim Maryam as. adalah sebuah proses yang telah diciptakan secara langsung melaiui kekuasaan Allah SWT Proses ini telah menjadikan isa as. sebagai manusia yang tidak memiliki seorang bapak biologis yang lazimnva akan menjadi nasab untuk dirinya. Maka isa as. mengikuti nasab atau silsilah dan sisi ibunya saja. Peristiwa mi merupakan rnukjizat dan Allah SWT yang ditunjukkan oleh Yang Maha Kuasa kepada Bangsa Israel.

Setiap Muslim tidak pernah meragukan peristiwa mukjizat penciptaan dan kelahiran Isa as. sebagaimana dikisahkan di dalam AIquran:

(ingatlah) ketika Malaikat berkata “Hai Maryani, sesungguhn Allah menggembirakan, kamu (dengan kelahiran seorang putra yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al masih isa putra Maryain. seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-oralng yang didekatkan (kepada Allah), dan dia berhicara den gan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia termasuk di antara orang-orang yang saleh.’

Maryam berkata: “Ya tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-laki pun. Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril): “Demikianlah .Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuat. maka Allah hany cukup berkata kepadanya“Jadilah” lalu jadilah dia.

Dan Allah akan mengajarkan kepadanva Al Kitab, Hikmah, Taurat dan injil

Dan (sebagai) Rasul kepada Ban/israel (yang berkata kepada mereka):“Sesungguhnva aku te/ah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mu dan Tuhan,mu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah, dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dan lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah, dan aku kabarkan kepadarnu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu. jika kamu sungguh -sungguh beriman. ‘(Ali imran:45-49)

Mengenai penciptaan isa as., Allah SWT telah mernberitahukan bahwa penciptaan Isa as di sisi Allah Ta’ala seperti penciptaan Nabi Allah Adam as, firman Allah:

Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah. kemudian Allah berfirman kepadanva. “Jadilah” (seorang manusia), maka jadilah dia. (Ali ‘Imran:59)

Ketika isa as. dilahirkan tanpa memiliki seorang bapak biologis, ini memunculkan pernyataan-pernyataan bahwa isa as. adalah Anak Tuhan atau salah satu Oknum Ketuhanan. ini karena miskonsepsi terhadap peristiwa mukjizat penciptaan dan perbuatan-perbuatan Isa as. lainnya yang dianggap sehagai sebuah argumen bagi sisi ketuhanan Isa as. oleh beberapa kelompok masyarakat yang memang sudah mendasarkan kepercayaan mereka kepada aspek-aspek mitos.

Munculnva argumen-argumen yang mengatakan bahwa isa as. adalah Anak Tuhan atau Oknurn Tuhan sebenarnya terjadi lama setelah periode Nabi isa as. hidup. Secara htstoris, Bangsa Israel memang memiliki kebiasaan untuk menyebut para nabi ataupun rasul-rasul yang telah diutus oleb Allah SWT kepada mereka dengan sebutan “anak Tuhan” dan di dalam Alkitab sendiri, kalimat ini sering ditemukan dalam beragam peristiwa yang ditujukan untuk mensifati orang-orang pilihan Tuhan. Alkitab rneriwayatkan:

Maka engkau harus berkata kepada Firaun: Beginilah firman TUHAN: Israel ialah anak-Ku, anak-Ku yang sulung; (Keluaran 4:22)

Aku akan menjadi Bapanya, dan Ia akan menjadi anak-Ku...(2 Samuel 7:14)

ía telah berfirman kepada Salomo, anakmu dialah yang akan mendirikan rumah-Ku dan pelataran-Ku sehab Aku telah memilih dia menjadi anak-Ku dan aku akan menjadi bapanya. (1 Thwarikh 28:6)

Pernyataan-pernyataan di atas tidak pernah memiliki makna harfiah, tapi bersifat alegoris atau kiasan untuk rnenunjukkan derajat ketaatan seorang manusia kepada Tuhan-Nya atau seorang makhluk kepada Sang Khalik. Ajaran Kristen yang mengartikan kata “Anak tuhan” secara hariah adalah sebuah penyimpangan makna yang sesungguhnya berasal dari ajaran Pagan dan sangat bertolak belakang dengan konteks maknawi yang disebutkan oleh .Alkitab di dalarn Perjanjian lama itu sendiri:

Maka haruslah engkau insaf, bahwa TUHAN, Allahmu, mengajari engkau seperti seseorang mengajari anaknya. (Ulangan 8:5)

Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi. (Amsal 3:12)

Seorang anak menghormati bapanya dan seorang hamba menghormati tuannva. Jika Aku ini bapa. di manakah hormat yang kepada-Ku itu? Jika Aku ini tuan, di manakah takut yang kepada-Ku itu? firman TUHAN semesta alam kepada kamu, hal para imam yang menghina nama-Ku. Tetapi kamu berkata: “Dengan cara bagaimanakah kami menghina nama-Mu?” (Maleakhi 1:6)

Konsep Tuhan dalam bentuk manusia seperti yang diajarkan dalam ajaran Kristen adalah pemahaman yang sangat ditentang oleh Alkitab Perjanjian Lama yang meriwayatkan:

Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta. bukan anak manusia. sehingga Ia menyesal. Masakan ía berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya? (Bilangan 23:19)

Ajaran atau ideologi yang sangat baru bagi Bangsa Israel yang monotheistik ini, sebenarnya direkayasa oleh Paulus[17] dan komplotannya. Dia mengatakan bahwa isa as. adalah anak Tuhan dalam arti yang sebenarnya dan bukan lagi dalam konteks alegoris atau kiasan. ldeologi yang dibangun oleh Paulus memang bukan sebuah kepercayaan baru untuk bangsa-bangsa di luar Israel pada masa itu. Kepercayaan mereka kepada para dewa yang menjelma dalam bentuk manusia merupakan sesuatu yang sangat akrab di dalam beragam kepercayaan ataupun budaya kehidupan bangsa bangsa tersebut.

Paulus sebenarnya tidak pernah memiliki niat untuk menawarkan konsep agama barunya kepada Bangsa Israel sendiri karena Paulus memiliki pola pikir dan strategi jangka panjang dalam rencana pengembangan konsep agama baru itu. Rencana Paulus yang sarat dengan agenda-agenda politik terselubung dan pembangunan kekuasaan, sebenarnya dibangun untuk menciptakan sebuah titik permulaan untuk memunculkan superiority atau supremasi Bangsa Israel —yang sedang dijajah oieh Bangsa Romawi —terhadap bangsa-bangsa lainnya.

Superiority atau supreniasi kebangsaan Israel yang telah diperkenalkan oleb Paulus kepada bangsa-bangsa lain merupakan penggabungan antara figur seorang Nabi Israel yang telab dikenal melalui beragam keajaiban pada masa hidupnya dengan mitos mitos kepercayaan dan pemikiran (filsafat Bangsa Yunani serta beberapa sumber kepercayaan lainnya yang sesungguhnva sangat tidak dikenal oieh Bangsa israel sendiri.

ideologi ini, bahwa Isa as. adalah anak Tuhan secara harfiah, pada akhirnya telah menghilangkan makna hakiki atau hikmah yang sebenarnya di balik mukjizat penciptaan isa as. Peristiwa penciptaan Isa as. yang telah di tunjukkan rnelalui kekuasaan Allah SWt sebenarnya menyimpan hikmah dan nilai-niiai pelajaran yang sangat penting untuk Bangsa Israel.

Jika kita perhatikan catatan sejarah serta sumber-sumber periwayatan Alkitab, bangsa Israel telah mencatat rekot terburuk yang pernah ada dalam sejarah kehidupan manusia dalam merespon dan menghormati Nahi-nabi Tuhan yang pernah datang kepada mereka. Setiap datang seorang utusan Allah SWT, maka setiap kali itu juga sebagian Bangsa Israel akan mengimani dan mengikutinya sedangkan sebahagian yang lain akan mengingkarinya.

Kejadian ini merupakan sebuah realitas yang telah menjadi sebuab peristiwa sejarah yang dapat ditemukan di berbagai bagian catatan sejarah kitab Perjanjian Lama. Peristiwa penolakan Bangsa Israel terhadap Nabi-nabi Tuhan yang telah diutus kepada mereka untuk membawa pengajaran dan Tuhan dapat ditemukan di berbagai sejarah kenabian Bangsa Israel seperti pada peristiwa Nabi yusuf as, Nabi Musa as, Nabi Harun as, Nabi Daud as., Nabi Sulaiman as. dan nabi-nabi lainnya.

Peristiwa-peristiwa penolakan Bangsa Israel terhadap para utusan Tuhan juga telah disebutkan kembali dalam berbagai peristiwa di dalam kitab suci Alquran yang telah di wahyukan kepada Nabi Muhammad Saw. Bangsa yang disebutkan Alkitab sebagai bangsa yang “tegar tengkuk”[18] ini, di kemudian hari selalu berusaha untuk membuat argumen-argumen pembelaan terhadap diri mereka sendiri yang dijadikan alasan-alasan pembenaran atas tindakan dan penolakan mereka terhadap Nabi-nabi Tuhan tersebut. Menurut Alquran, Bangsa Israel tidak pernah segan-segan untuk membunuh Nabi-nabi Allah yang suci hanya semata-mata didasari dengan keengganan untuk menyerahkan diri mereka kepada pengajaran Allah SWT yang telah dibawa oleh para utusan Tuhan.

Firman Allah di dalam Alquran:

Sesungguhnya Kami telah mengambil perJanjian dari Bani Israel. dan telab Kami utus kepada mereka rasul-rasul Tetapi setiap datang seorang rasul kepada mereka dengan membawa apa yang tidak diingini oleh hawa nafsu mereka, (maka) sebagian dari rasul-rasul itu mereka dustakan dan sebagian yang lain mereka bunuh.

Dan mereka mengira bahwa tidak akan terjadi suatu bencana pun (terhadap mereka dengan membunuh nabi -nabi Itu), maka (‘karena itu mereka menjadi buta dan pekak. kemudian Allah menerima tobat mereka. kemudian kebanyakan dari mereka buta dan tuli (lagi). Dan Allah maha Melihat apa yang mereka kerjakan, (QS. Al Maa-idah: 70- 71)

Penolakan putra-putra Israel yang pertarna terhadap seorang nabi Tuhan dapat kita pelajari pada kisah Nabi Yusuf as, salah seorang dari dua belas putra Nabi Yakub as. Menurut riwayat Alkitab, kasih sayang Nabi Yakub as. terhadap Yusuf as. telah menimbulkan perasaan iri dan saudara-saudaranya sehingga mereka telah sepakat untuk bersama-sarna mernbunuh Yusuf as. dengan cara dibuang ke sebuah sumur kering. Tapi berkat perlindungan Allah SWT, Yusuf as. selamat dan dibawa ke wilayah Bangsa Mesir. Alkitab meriwayatkan:

Inilah riwayat keturunan Yakub, Yusuf, takala berumur tujuh belas tahun—jadi masih muda—biasa menggembalakan kambing domba, bersama-sama dengan saudara-saudaranva, anak-anak Bilha dan Zilpa, kedua isteri ayahnya. Dan Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar tentang kejahatan saudara-saudaranya.

Israel lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, sebab Yusuf itulah anaknya yang lahirpada masa tuanya; dan Ia menvuruh membuat .jubah maha indah bagi dia.

Setelah dilihat oleh saudara-saudaranya, bahwa ayahnva lebih mengasihi Yusuf dari scm na saudaranya, maka bencilah mereka itu kepadanya dan tidak mau menyapanya dengan ramah.(Kejadian 37:2-4)

Lalu saudara-saudaranya berkata kepadanya: Apakah engkau ingin menjadi raja atas kami ? .apakah engkau ingin berkuasa atas kami? Jadi makin bencilah mereka kepadanya karena mimpinya dan karena perkataanya itu. (Kejadian 37:8)

Maka iri hatilah saudara-saudaranya kepadanya, ‘tctapi ayahnya, menyimpan hal itu dalam hatinya. (Kejadian 37:11)

Setiap nabi yang datang kepada Bangsa Israel seakan-akan tidak mampu untuk merubah sikap mayoritas Bangsa lsrael untuk menghormati dan merigikuti ajaran para nabi. Menurut Alquran, salah satu sebab utama penolakan Bangsa Israel terhadap Nabi-nahi Allah adalah karena rasa dengki, sebagairnana firman Allah SWT:

Alangkah buruknya (hasil perbuatan) mereka yang menjual dirinya sendiri dengan kekafiran kepada apa yang telah diturunkan Allah, karena dengki bahwa Allah men urunkan karunianya kepada siapa yang dikehendaki-nya di antara hamba-hamba-Nya Karena itu mereka mendapat murka sesudah (mendapatkan) kemurkaan. Dan untuk orang orang yang kafir siksaan yang menghinakan. (QS. Al Baqarah:90)

Pernyataan Alquran memang benar karena salah satu penyebab putra.putra Yakub as. membenci Yusuf as. adalah rasa in atau dengki terhadap anugerah kenabian yang telah diberikan kepada Yusuf as. oleh Allah SWT.

Contoh kedua adalah pada saat Allah SWT mengutus Nabi Musa as. dan Nabi Hanun as. untuk menyelamatkan Bangsa Israel dan cengkeraman Fir’aun. Menurut Alkitab, ketika Musa as. dan Harun as. membutuhkan bantuan dan Suku-suku Israel lainnya, hanya Suku Lewi saja—yang merupakan Suku Nabi Musa as. dan Harun as. sendiri—yang bersedia mengikuti dan membantunya. Alkitab meriwayatkan:

maka berdirilah Musa di pintu gerbang perkemahan itu serta berkata Siapa yang memihak kepada TUHAN datanglah kepadaku.’ Lalu berkumpullah kepadanya seluruh bani Lewi. (Keluaran 32:26)

Begitu pula setelah peniode Nabi Sulaiman as, sebagaimana di riwayatkan:

Segera sesudah seluruh Israel mendengar, bahwa Yerobeam sudah pulang, maka mereka menyuruh memanggil dia kepertemuan jemaah, lalu mereka menobaikan dia menjadi raja atas seluruh Israel. Tidak ada lagi yang mengikuti keluarga Daud selain dari suku Yehuda saja. (1 raja-raja 12:20)

Dengan demikian, salah satu sebab permusuhan sesama Suku Israel sendiri adalah disehabkan oleh rasa dengki yang dilandasi fanatisme kesukuan yang berlebihan. Firman Allah SWT di dalam Alquran:

Kemudian kamu (Bani Israel) memhunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir segolongan dari kamu dari kampung halamannya, kamu bantu membantu terhadap mereka dengan membuat dosa dan permusuhan; tetapi jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka, padahal mengusir mereka itu (juga) terlarang bagimu. Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadakah balasan bagi orang yang berbuat demikian dari padamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangal berat. Allah tidak lengah dan apa yang kamu perbuat. (QS. Al Baqarah:85)

Perasaan dengki dan fanatisme kesukuan sesama Suku Israel merupakan penyebab utama Bangsa Israel menolak Nabi-nabi Tuhan yang telah datang kepada mereka. Firman Allah SWT di dalam Alquran:

Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan al Kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami Itelah menyusulinya berturut-turut sesudah itu dengan rosul-rosul, dan telah Kami berikan bukti—bukti kebenaran (mujizat) kepada Isa putra maryam dan kami memperkuatnya dengan Ruhulkudus. apakah Setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran ) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu angkuh maka beberapa orang (di antara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh (Q.S. 2. /87)

Perbedaan suku dan nabi-nabi tersebut merupakan penyebab mereka menolak setiap utusan Tuhan yang datang kepada rnereka. Setiap kali datang seorang nabi yang bukan berasal dan suku mereka sendiri, dengan segera mereka mencari jalan untuk mengingkari Nabi Allah yang suci itu dengan segala cara Hanya sedikit sekali dan Bangsa Israel yang benar-benar rnenghendaki untuk mengikuti nabi tersebut.

Penolakan Bangsa Israel terhadap Nabi-nabi Tuhan ini sesungguhnya telah berlangsung dalam sebuah kurun waktu yang sangat lama. Tapi sikap dan perbuatan Bangsa Israel kepada setiap nabi yang datang kepada mereka tetap tidak berubah, Alkitab sendiri mengakui sikap “tegar tengkuk” Bangsa Israel tersebut, seperti yang dijelaskan dalam Alkitab dalam sebuah riwavat yang cukup panjang:

Tetapi mereka mendurhaka dan memberontak terhadap-Mu. Mereka membelakangi hukum-Mu dan membunuh Nabi-nabi-Mu yang memperingatkan mereka dengan maksud membuat mereka berbalik kepada-Mu. Mereka berbuat nista yang besar.

Lalu Engkau menyerahkan mereka ke tangan lawan-lawan mereka, yang menyesakkan mereka. Dan pada waktu kesusahan mereka berteriak kepada-Mu, lalu Engkau mendengar dari langit dan karena kasih sayang Mu yang besar Kauberikan kepada mereka orang-orang yang menyelamatkan mereka dari tangan lawan mereka.

Tetapi begitu mereka mcndapat keamanan, kembali mereka bcrbuat jahat di hadapan -Mu. Dan Engkau menyerahkan mereka ke tangan musuh-musuh mereka yang menguasai mercka. kembali mereka berteriak kepada-Mu, dan Engkau mendengar dari langit. lalu menolong mereka berulang kali. karna kasih sayang-Mu (Nehemia 9. 26- 28)

Namun bertahun-tahun lamanya Engkau melanjutkan sabar -Mu terhadap mereka. Dengan Roh-Mu Engkau memperingatkan mereka, yakni dengan perantaraan para Nabi-Mu, tetapi mereka tidak Menghiraukanya, sehingga Engkau menyerahkan mereka ke tangan bangsa segala negeri. (Nehemia 9:30)

Setelah berlalunya masa-masa kenabian Bangsa Israel yang panjang. namun tidak dapat merubah sikap Bangsa Israel untuk beriman dan mengamalkan ajaran Tuhan secara utuh, maka Allah SWT menciptakan Isa as. dengan kekuasaan-Nya dan mengutus Isa as. sebagai seorang nabi terakhir untuk Bangsa Israel. Dengan kekuasaan Yang Maha Pencipta, Allah SWI menciptakan Isa as. tanpa “silsilah keturunan” apapun kecuali dan sisi ibunya saja, yaitu Maryam as.

isa as. yang tidak memiliki seorang bapak biologis ditujukan agar sesama suku Israel tidak timbul rasa kecemburuan dan kedengkian di antara mereka dalam mengikuti ajaran Tuhan. isa as. datang sebagai figur nabi yang diupayakan untuk mempersatukan Bangsa Israel yang sudah terpecah belah sekaligus untuk memperbaiki moral Bangsa Israel yang sudah jauh meninggalkan hukum Taurat yang sesungguhnya.

isa as. sebagai figur manusia yang tidak memiliki kesukuan tertentu, diharapkan dapat mengembalikan kesadaran Bangsa Israel untuk kembali bersatu dalarn rnenegakkan ajaran Tuhan. Dalam mendukung misi kerasulannya, maka Allah SWT telah mengaruniakan kepada Isa as berbagai macam mukjizat untuk ditunjukkan di hadapan Bangsa Israel, firman Allah SWT di dalam Alquran:

Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang Berkata kepada mereka): "Sesungguhnya Aku Telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu Aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; Kemudian Aku meniupnya, Maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan Aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan Aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan Aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman. (QS. Ali imran, 49)

Tapi, alangkah celakanya Bangsa Israel, karena sedemikian besar kasih sayang yang Allah SWT telah curahkan kepada bangsa itu ternyata tidak juga membawa mereka kembali kepada ajaran Tuhan yang sesungguhnya. Bahkan Justru sebaliknya. Mereka membantah Isa as. dengan mengatakan bahwa mereka tidak mau mengikuti ‘seorang nabi” yang tidak memiliki “silsilah keturunan” yang jelas dari Bangsa Israel. Sekalipun Isa as. sendiri telah hadir di tengah tengah mereka dengan menunjukkan mukjizat-mukjizat yang besar untuk segenap Bangsa Israel.

Pada salah satu khutbahnya di dalam Kitab Injil Matius, Isa as. menyampaikan sebuah pesan yang sangat pahit kepada para pemimpin keagamaan Bangsa Israel. Injil Matius meriwayatkan:

Celakalah kamu, ahli ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh

dan berkata: Jika kamu hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu.

Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu.

Jadi, penuhilah juga takaran nenek moyangmu!

Hai kamu ular—ular, hai kamu keturunan ular beludak! Bagaimanakah mungkin kamu dapat meluputkan diri dari hukuman neraka .

Sebab itu. lihatlah. Aku mengutus kepadamu nabi-nabi, orang-orang bijaksana dan ahli-ahli Taurat: scparuh di antara mereka akan kamu bunuh dan kamu salibkan, yang lain akan kamu sesah di rumah—rumah ibadatmu dan kamu aniaya dari kota ke kota, (Matius 23:29-34)



[1] Dikutip dari Yayasan Lembaga Sabda (YLSA). Sabdaweb, Electronic Version

[2] Pemberian nama untuk ajaran Bangsa Israel yang telah disampaikan oleh Nabi Musa as. dengan sebutan Jewish atau Yahudi dan ajaran Nabi isa as. dengan scbutan Kristen, sesungguhnva sangat tidak rasional. Karena jika dcmikian halnva, lalu agama apa yang telah dianut oieh Nabi Yakub as dan Musa as. sendiri? Apakah Yakub as yang merupakan moyang Bangsa Israel beragarna Yahudi?.. Sungguh mustahil sekali! Karena Yehuda putra Yakub as. sendiri helum dilahirkan Demikian halnya dengan pengikut ajaran Kristen Apakah nama dan agama yang dianut oleh Yohanes pembaptis atau Yesus sendiri? Apakah nama agarna dan kedua orang terscbut Jesuit (Yesuit)?

[3] konsep lmamah merupakan sebuah kewajiban mutlak yang tidak bisa dinaifhkan kcbutuhannya dan keterikatannya dengan kemurnian ajaran Allah SWT. Konscp lmamah di dalam Alquran sama sekali berbeda dengan konsep-konsep pcmerintahan pada umumnya. Konsep imamah juga berheda dari konsep Theokrasi atau “Negara tuhan yang dipraktckkan oleh Vatikan

[4] Perubahan nama tersebut bukan hanya sebuah pergantian nama, tapi Agama Yahudi sebenarnya adalah sebuah ajaran yang telah merubah sebagian besar ajaran Tuhan yang telab dibawa oleh Nabi Musa as. dan Harun as. Selain itu, ajaran Agama Yahudi adalah bathil karena penisbahan ajaran Tuhan yang telah di sampaikan melalui Musa as. kepada salah satu suku tertentu dari suku Bangsa Israel adalah sebuah pembengkokkan kebenaran.

[5] Zion berasal dan kata Tsiyown dalam bahasa Inggris artinya Parched Place atau dalam bahasa lndonesia-nya adalah “mengeringkan” atau “membakar”, sedangkan dalam sebutan bahasa Yunani adalah Sion (dengan huruf “S”). Kota Zion adalah nama kuno dan Yerusalem. Kota ini berada di wilayah Suku Benyamin, (Yayasan Lembaga Sabda, Sabdaweb, Electronic Version)

[6] Yerusalem artinya Teaching of Peace, Yayasan Lembaga Sabda (YLSA), Sabdaweh, Electronic Version

[7] Alkitab, lTawarikh 23:1; lTawarikh 28:11-13; 1 Tawarikh 15:2; 2 Tawarikh 8:14

[8] MG, Easton MA., D.D., Easton Bible Dictionary, aitikel Kingdom ot Judab’ Electronic Version.

[9] Artikel “Kingdom of Judah”, “GIos The Harper Collins Bible Dictionary, Revised Edition, edited by Paul I Achtemeier, with the Society of Biblical Literature (NY: Harper Collins, 1996), Electronic Version.

[10] “As a result of their high social status the Sadducees were dominated by political interests, and in these areas they were rigidly conservative, it naturally being in their best interest to maintain the status quo. Maintaining the status quo necessarily entailed collaboration with the Roman occupiers, by whom their power was delegated, and for this self-serving policy the masses despised the Sadducees.” (ftc International Standard Bible Encyclopedia, Vol 4, “Sadducees”, hal 279)

[11] Party representing the religious views, practises, and hopes of the kernel of the Jewish people in the time of the Second Temple and in opposition to the priestly Sadducees.” (Jewish Encyclopedia, artikel “Pharisees”, hal 661)

[12] “A branch of the Pharisees who conformed to the most rigid rules of Levitical

purity while aspiring to the highest degree of holiness” (Jewish Encyclopedia,

artikel “ Essenes”, hal 224)

[13] “On the separation of Israel and Judah, the ancient city of Shechem, which had been trom the first so intimately connected with the history of Israel, became naturally the religious center of the Northern Kingdom. The political capital, however, was transferred by Omri to his newly built city of Samaria about 883 B.C.. and the Israelitish kingdom continued to exist there until it fell before Assyria” (Jewish Encyclopedia artikel “Samaritans”, hal 669)

[14] Alkitab, 2 Tawarikh 11:16

[15] - Istilah ini hanya dibuat oleh penulis untuk memberikan gambaran peleburan Suku suku Israel yang lemah dan secara ideologi terdorninasi oleh manuver-manuver kelompok komunitas Yudea

[16] “ Jenis makhluk menyusui

[17] Nama sebenarnya adalah Saulus. Dia tidak pernah berternu dengan yesus kemudian sepeninnggal Yesus, dia mengaku hahwa ‘Yesus telah mengangkatnya. sebagai utusanya yang ke-13.pau1us adalah orang yang paling bertenggung jawab atas perubahan syariat Musa kepada Bangsa Israel dan mengajarkan kepada selain mereka atau Gentiles. Paulus juga menganggap ‘Yesus sebagai Sang Mesiah yang telah dijanjikan oleh Nabi-Nabi Bangsa Israel. Dalam jewish Ensyclopedia disebutkan:

“The actual founder of the Christian Church as opposed to Judaism; born before 10 CE.; died after 63. The records containing the views and opinions of the opponents of Paul and Paulinism are no longer in existence; and the history of the early Church has been colored by the writers of the second century, who where anxious to suppress or smooth over the controversies of the preceding period, as is shown in the Acts of the Apostles and also by the tact that the Epistles ascribed to I’aul, as has been proved by modern critics, are partly spurious Galatian,s, Ephesians, I and Il Timothy, Titus, and others) and partly interpolated

(Kaufmann Kohler, Jewish Encyclopedia, Artikel “Paul of Tarsus”, hal 79)

[18] Alkitab, Keluaran 32 : 9