Thursday, February 1, 2007

I. Hawariyyun Menurut Injil dan Al Quran

Sejak kedatangan Isa as. atau Yesus sebagai seorang utusan Tuhan kepada Bangsa Israel umat Yahudi sampai saat ini tidak pernah mengakui Yesus sebagai seorang Rasul Allah—apalagi sebagai seorang Tuhan atau anak Tuhan. Di mata umat Yahudi, Yesus tidak lain dan sebuah masa lampau yang diletakkan dalam “catatan kaki” sejarah Bangsa Israel yang telah berlalu. Dalam Encyclopedia of the Orient[1] disebutkan bahwa umat Yahudi menganggap Yesus hanya sebagai sebuah figur Messiah palsu yang dimasukkan ke dalam sejarah umat Yahudi:

There are no historical evidence that Jesus ever lived, and the history o could easily be reconstructed without basing it upon a rca/Jesus charade,:

Kemudian disebutkan juga:

‘Jelt’s have a/wa vs rejected Jesus as the true Messiah.. Even today Jews have little sympathy for Jesus, and the discrepancy that Jesus have meant between Jews and Christians, is one oft/ic main reasons for the ostracized position that Jews hate suffered in Europe through all centuries and into our tim,ie

Pandangan umat Yahudi jelas sangat berbeda dengan umat Kristen di dunia yang telah mengangap Yesus atau isa putra Maryam sebagai Anak Tuhan serta Messiah[2] yang datang untuk membebaskan manusia dan dosa yang telah diwariskan oleh moyang manusia yang pertama, yaitu Adam dan Hawa,[3]

Sehubungan dengan dua persepsi keyakinan tersebut, agama Islam memiliki posisi yang sangat jauh berbeda. Islam rnengakui dan menganggap Isa putra Marvam sebagai seorang manusia biasa yang diciptakan secara Iangsung oleh Allah SWT dan ditempatkan ke dalam rahim ibunya, Maryam Binti ‘Imran. Islam mengakui bahwa isa as. telah diciptakan dan dipilih oleh Allah ta’ala sebagai seorang Rasul yang diutus kepada Bangsa Israel. Islam juga mengakui bahwa Isa as. adalah seorang Rasul Tuhan yang paling akhir dan sebuah mata rantai kenabian yang panjang dan Bangsa Israel.

Berkaitan dengan para pengikutnya, ajaran Islam ataupun Kristen telah mengakui bahwa dan seluruh Bangsa Israel yang telah menjadi pengikutnya di masa itu, maka isa as. telah memilih dua belas orang pengikutnya yang terbaik kemudian diangkat sebagai utusan kepada tiap-tiap suku Israel yang berjumlah dua belas untuk memberitakan ajaran Injil yang telah dibawanya.

Perbedaan sangat mendasar antara ajaran Islam dan Kristen terletak pada pandangan serta penafsiran kedua kepercayaan tersebut, terutama mengenai kepribadian isa as. dan ajaran yang telah dibawanya. Dalam mengimani ajaran Kristen, maka ada dua pilar utama keimanan terhadap Yesus Kristus. Pertama, meyakini bahwa Yesus Kristus telah mati dengan cara disalib dalam peristiwa penyaliban untuk menebus dosa umat manusia yang telah diwariskan oleh moyang manusia yang pertama yaitu Adam dan Hawa. Pilar kedua adalah percaya secara mutlak bahwa Yesus Kristus adalah Anak Tuhan.

Ajaran Islam dalam hal menolak segala macam konsep yang menyatakan bahwa Isa as. atau Yesus Kristus adalah seorang Tuhan atau Anak Tuhan. Selain perbedaan yang sangat fundamental dalam menolak konsep teologi Kristen tersebut Islam juga menolak dogma ajaran Kristen yang menyatakan bahwa Yesus telah mati dengan cara disalib untuk menebu dosa umat manusia seperti yang diimani dalam ajaran Kristen.

Berkaitan dengan penyaliban, ajaran Islam ataupun Kristen sebenarnya memiliki pandangan yang sama dalam melihat bahwa peristiwa itu sesungguhnya memang telah terjadi. Perbedaannya adalah mengenai “siapa” orang yang sesungguhnya telah mati dengan cara disalib saat peristiwa itu terjadi. Ajaran Kristen meyakini bahwa orang yang telah disalib sampai mati adalah Yesus Kristus, sedangkan ajaran Islam membantah dan tidak pernah mengakuinya. Argumen Islam yang telah membantah mengenai peristiwa penyaliban sebagaimana diyakini ajaran Kristen adalah berlandaskan Alquran yang merupakan Kitab Suci umat Islam. Alquran menyampaikan bahwa orang yang sebenarnya telah mati dengan cara disalib adalah orang yang telah diserupakan dengan isa as.

Dan kedua pandangan tersebut, mustahil apahila kedua versi cenita itu bisa terjadi pada saat yang bersamaan. Untuk dapat menemukan peristiwa yang sebenarnya, cara terbaik yang mungkin dapat ditempuh adalah dengan menelusuri kembali seluruh peristiwa dan awal kejadiannya.

Menurut ke empat Injil kanonik Kristen, peristiwa penyaliban diawali dengan tertangkapnya Yesus di taman Getsmani oleh Imam-imam Kepala yang datang bersama sepasukan prajurit karena salah seorang dan dua belas orang murid-murid Yesus terpilih, Yudas Iskariot, mengkhianati Yesus. Berdasarkan ketenangan dan lnjil-injil Kanonik, sebenarnya dapat dibuat sebuah kesimpulan dasar bahwa kisah penghianatan Yudas Iskariot adalah kunci dan terjadinya peristiwa penyaliban. Menurut kitab-kitab Injil tersebut, Yudas Iskariot telah rnengkhianati Yesus dengan memberitahukan lokasi keberadaannya kepada imam-imam kepala dengan menerima imbalan sebesan 30 keping uang perak. Tapi, bila ditinjau berdasarkan kronologi periwayatan peristiwa penyaliban dalam kitab-kitab Injil sendiri, maka periwayatan kisah

pengkhianatan Yudas Iskariot itu sangat diwarnai informasi informasi yang kontradiktif antara riwayat dan satu Injil dengan Injil-injil lainnya.

Sebelum dapat membenarkan ataupun menyalahkan riwayat riwayat yang telah disampaikan dalam kitab-kitab injil, langkah bijaksana yang seharusnya ditempuh sehuhungan dengan kenyataan-kenyataan tersebut adalah dengan membuktikan terlebih dahulu apakah Yudas Iskariot itu memang seorang pengkhianat?

Dalam menilai sebuah tindak kejahatan, baik yang mungkin telah dilakukan oleh Yudas Iskariot ataupun orang lain, setiap tersangka pelaku kejahatan harus terlebih dahulu dinilai dengan menggunakan “asas praduga tak bersalah”, Selain itu, untuk menyelidiki sebuah tindakan kriminal atau kejahatan, seorang penyidik atau penyelidik harus memulai investigasinya dengan pertama-tama menyelidiki motif atas sebuah tindak kejahatan yang telah dilakukan oleh setiap tersangka pelaku kejahatan. Upaya upaya ini dilakukan agar asas-asas keadilan bagi tersangka pelaku kejahatan tidak terabaikan.

Dalam konteks pengkhianatan Yudas Iskariot, cara-cara yang sama akan diaplikasikan untuk menyelidiki kebenaran tuduhan kitab kitab Injil seputar kisah pengkhianatannya kepada Yesus,

Semua langkah ini dilakukan untuk menjunjung tinggi asas keadilan yang sudah sewajarnya diberlakukan untuk semua makhluk Tuhan sehingga tuduhan tentang pengkhianatan Yudas Iskariot terhadap Yesus tidak ditujukan hanya untuk mencari seorang “kambing hitam” karena kehencian dan rasa permusuhan imam-imam Yahudi terhadap isa as. beserta para pengikutnya yang memang sudah ada saat itu. Dengan demikian, Iangkah pertama yang mungkin lebih bijaksana untuk menyelidiki kisah pengkhianatan Yudas Iskariot adalah dengan mencari motif yang dapat dijadikan alasan ataupun sebab mengapa Yudas Iskariot melakukan tindak kejahatan “penghianatan” tersebut.

Apabila seorang Kristen ditanya mengenai apa yang telah menjadi motif Yudas Iskariot sebagai salah seorang dan dua belas orang murid-murid Yesus yang telah dipilih secara langsung sehingga dia menjadi pengkhianat, maka kebanyakan orang Kristen tidak mampu menjawab pertanyaan ini dengan jawaban yang rasional serta memuaskan. Ini tidak mengejutkan, karena tuduhan pengkhianatan terhadap Yudas Iskariot adalah sangat tidak realistis.

Easton’s Bible Dictionary menjelaskan bahwa sesungguhnya mereka tidak mampu untuk menemukan sebuah motif kejahatan yang jelas dan pasti untuk dapat dijadikan alasan utama mengapa Yudas Iskariot mau mengkhianati Yesus dengan menerima imbalan hanya sebesar “30 keping perak”:

Why such a man was chosen to be an apostle we know not, but it is written that “Jesus knew from the beginning who should betray him’ (John 6:64). Nor can any answer be satisfactorily given to the question as to the motives that led Judas to betray his Master “Of the motives that have been assigned we need not care to fix on any one as that which simply led hi,n on. Crime is, for the most part, the result of a hundred motives rushing with bewildering fury through the mind of the criminal.[4]

Walaupun tidak menemukan motif pasti apapun, tapi pada akhirnya Easton’s Bible Dictionary membuat sebuah kesimpulan yang tidak fair dan sangat berprasangka. Selain menyatakan bahwa ada ratusan motif yang dapat dijadikan alasan mengapa sebuah tindakan kriminal tersebut dapat terjadi, Easton’s Bible Dictionary sendiri pada akhirnya tidak mampu menunjukkan satu motif-pun yang jelas dan kongkrit tentang alasan pengkhianatan Yudas.

Pengakuan dan Easton’s Bible Dictionary itu, sesungguhnya menyimpulkan bahwa ajaran Kristen sebenarnya tidak rnemiliki pengetahuan akan motif pengkhianatan Yudas Iskariot secara pasti. Dengan demikian, apabila ditinjau melalui kacamata hukum, selama hampir dua milenium, Yudas Iskariot sampai saat ini masih merupakan seorang tersangka dan kejahatan yang dituduhkan kepada dirinya dan bukan convicted felon atau orang yang benar benar telah terbukti bersalah.

Tuduhan penghianatan yang telah dilontarkan Injil terhadap Yudas Iskariot sebenarnya hanya dilandasi asumsi dan riwayat riwayat yang tidak dapat dipertanggung jawabkan. Jatuhnya vonis sebagai seorang pengkhianat terhadap Yudas Iskariot telah dilakukan tanpa menganalisa riwayat-riwayat tersebut dengan sebuah absolute certainty (kepastian mutlak) dan para intelektual Kristen yang seharusnya berani untuk tampil secara kritis dalam menyuarakan keadilan dan kebenaran. Penghakiman terhadap Yudas Iskariot sebenarnya hanya melalui Church conviction (keyakinan Gereja), jika tidak ingin menyebutnya sebagai sebuah kisah fiktif yang sama sekali tidak memiliki dasar periwayatan yang pasti.

Selain meninjau aspek motif, beberapa aspek Iainnya harus ditelusuri secara seksama. Salah satu cara tersebut adalah dengan metakukan penilaian tentang kronologi persaksian peristiwa pengkhianatan Yudas Iskariot yang ada di dalam kitab-kitab Injil.

Menurut riwayat kitab Injil, pengkhianatan Yudas Iskariot menjadi sebab Yesus ditangkap dan dieksekusi di kayu salib oleh Imam-imam Yahudi. Ajaran Kristen hingga saat ini memiliki pandangan bahwa Yesus telah tertangkap, disalib, mati dan bangkit pada hari ketiga.

Ajaran Islam membantah kisah ini dengan mengatakan bahwa Nabi Isa as. tidak pernah disalib ataupun dibunuh dengan cara apapun juga, tapi telah diselamatkan melalui Kekuasaan Allah’SWT Sedangkan orang yang sebenarnya telah disalib adalah orang yang wajahnya telah diserupakan dengan Isa as., seperti dijelaskan melalui firman Allah SWT di dalam Aiquran:

Dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnva Kami telah membunuh Al Masih, isa putra Maryam, Rasul Allah “. padahal mereka tidak ine dan tidak (pula) menyalibnya, letapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan isa bagi mereka. Sesungguhnva orang-orang yang berselisih paham tentang ‘pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali rnengikutipersangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. (QS 4:157)

Sebagian dan mufassirin[5] Islam sesungguhnya telah menafsirkan Alquran dengan mengkonfirmasi tuduhan yang serupa, yaitu dengan mengatakan bahwa Yudas Iskariot adalah seorang pengkhianat. Meriurut para mufassirin, argumen ini telah diperkuat dengan ditemukannya sebuah Injil yang disebut Injil Barnabas yang mengakui dirinya sebagai salah satu dan dua belas orang murid murid pilihan Yesus, tapi sesuai dengan persaksian di dalam Injilnya sendiri bahwa dia sebenarnya “bukan seorang saksi mata pada saat peristiwa itu terjadi:

Tapi aku tidak mengetahui apa yang terjadi atas diri Yudas, karenaaku tidak menyaksikan segala sesuatunya. “ (Barnabas 221:4)

Injil Barnabas memang memiliki pengakuan yang sangat berbeda terhadap sejarah kehidupan Yesus kita dibandingkan dengan pengakuan Injil-Injil Kanonik. Terutama mengenai kepribadian Yesus yang menganggap Yesus hanya sebagai manusia biasa. Injil Barnabas meriwayatkan bahwa orang yang sesungguhnya disalib pada saat itu adalah Yudas Iskariot. Wajah dan suaranya telah diserupakan dengan Yesus sebagai hukuman dari Allah SWT karena dia telah mengkhianati Yesus dengan memberitahukan lokasi keberadaan Isa as. kepada imam-imam Yahudi. Menurut Barnabas, sesaat sebelum penangkapan terjadi, Yesus telah diselamatkan oleh Allah SWT dengan cara diangkat ke langit, sedangkan Yudas Iskariot yang menjadi pemandu jalan imam-imam Yahudi bersama prajurit-prajuritnya yang akan menangkap Isa as., justru malah menerima akibat pengkhianatannya sehingga kemudian disalib di bukit Golgota sampai mati.

Sebab itulah, Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zilalil Qur’an [6] menjadikan Injil Barnabas sebagai referensi ber-argumen untuk menerangkan ayat-ayat Aiquran yang menyatakan bahwa orang

yang sesungguhnya disalib itu adalah orang yang wajah, suara dan tubuhnya telah diserupakan dengan isa as. sebagai akibat dari penghianatannya. Dengan demikian, periwayatan Injil Barnabas juga akan menjadi bagian yang dibahas buku ini

A. Murid Yesus di Injil

Untuk mengetahui lebih jauh rnengenai murid-murid Yesus yang berjumlah dua belas orang, maka Injil Matius, Markus dan Lukas telah menyebutkan nama-nama mereka, Sedangkan Injil Yohanes tidak pernah menyebutkan mereka. Dalam Injil Matius dan Injil Markus disebutkan kedua belas orang nama murid-murid yesus tersebut tanpa ada perbedaan dalam nama-nama mereka. Sedangkan di dalam Injil Lukas ada satu nama yang berbeda jika dibandingkan dengan kedua Injil Sinoptis sebelumnya. Adapun dalam Injil Barnabas, tersebut nama-nama murid Yesus yang berjumlah dua belas orang itu, namun Barnabas telah mencantumkan dininya sebagai salah seorang murid-murid pilihan Yesus tersebut yang tidak ada di dalam riwayat Injil-injil Kanonik.[7]

Berikut mi adalah nama-nama dan utusan-utusan Yesus yang terpilih itu:


B. ‘Hawariyyun” dalam Al Ouran

Kata Hawariyyun di dalam Alquran adalah sebutan untuk murid Isa as. yang berjumlah duabelas orang. Kata Hawariyyun sendiri bukan berarti duabelas. Hawariyyun adalah bahasa Arab yang berasal dari kata Huur, artinya adalah “sangat putih”[8]. Allah SWT berfirman di dalam Alquran:

Maka takala ia mengetahui keingkaran mereka (Ba,ni Israel) berkatalah dia: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (rnenegakkan agama) Allah?” Para hawariyyin sahabat-sahabat setia) menjawab Kami lah penolong-penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada Allah, dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri.

Ya tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti rasul, karena itu masukkanlah kami ke dalam golongan orang yang menjadi saksi (tentang kecsaan Allah) (QS Ali lmran 52-53)

Sehubungan dengan kata Hawariyyun yang disebutkan untuk murid-murid isa as. dalam Alquran para mufassirin Islam memiliki beberapa penafsiran rnengenai makna yang sebenarnya dan kata tersebut. Sebagian mufassirin berpendapat bahwa makna Hawariyyun adalah untuk menjelaskan pakaian murid-murid Isa as. yang serba putih”[9] Sedangkan pendapat lainnya menyebutkan bahwa Hawariyyun adalah sebutan untuk murid-miurid isa as. karena mereka berasal dan kelompok atau kelas masyarakat yang berbeda beda dalam masyarakat Israel pada saat itu[10]

Pendapat pertama tidak dilandasi oleh fakta-fakta sejarah yang jelas. Sedangkan pendapat kedua, yang menyebutkan bahwa mereka berasal dan kelas atau kelompok masyarakat yang berbeda beda seperti nelayan, pengusaha, rohaniawan dan lain sebagainva, sebenarnya tidak relevan dengan kata Hawariyyun itu sendiri.

Bila kita perhatikan sebab dan fungsi penyampaian kisah Hawariyyun di dalam Alquran, tampak bahwa penjelasan kisah Hawariyyun itu sendiri sesungguhnya tidak terbatas hanya sebagai pembuktian ataupun pengakuan yang menceritakan kembali keberadaan mereka sebagai sebuah kelompok orang yang pernah ikut membantu Isa as. di dalam menjalankan misi kerasulannya. Tapi Alquran juga menjelaskan mengenai keadaan mereka ketika mereka melalui masa-masa sulit yang pernah terjadi bersama Isa as.

Tujuan utama pemberitahuan Alquran sesungguhnya adalah untuk menceritakan kembali mengenai pilihan yang telah diambil oleh Hawariyyun ketika mereka dihadapkan kepada sebuah keadaan yang sangat sulit. Pada saat itu, Hawariyyun telah diminta untuk menunjukkan komitmen iman dan kesetiaan mereka untuk menjawab pertolongan yang telah disampaikan oleh Isa as. Jawaban Hawariyyun dalam Alquran yang mengatakan:

Para Hawariyyun (sahabat-sahabat setia) menjawab:

menjawab Kami lah penolong-penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada Allah, dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri.

Ya tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti rasul, karena itu masukkanlah kami ke dalam golongan orang yang menjadi saksi (tentang kecsaan Allah) (QS Ali lmran 52-53)

Membuktikan bahwa Alquran sebenarnya membantah tuduhan kitab-kitab Injil yang mengatakan bahwa murid-murid Yesus telah kabur pada saat Yesus membutuhkan bantuan mereka.

Bahkan kitab-kitab Injil mengkonfirmasi bahwa salah seorang di antara Hawariyyun adalah orang yang telah mengkhianati Isa as., injil meriwayatkan:

Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan ,melarikan diri. (Markus14:50)

Tapi semua ini terjadi supaya genap yang ada tertulis dalam kitab nabi nabi. Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan,melarikan diri (Matius 26:56)

Lihat .saatnya datang, bahkan sudah datang. bahwa kamu diceraiberaikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan .aku seorang diri. Namun .aku tidak seorang diri. sebab Bapa menyertai Aku. (Yohanes 16:32)

Kemudian mengenai kisah pengkhianatan Yudas Iskariot, kitab kitab Injil meriwayatkan:

Kemudian pergilah seorang dan kedua belas munid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam kepala.

ía berkata: Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?” mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya. Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk ,menyerahkan Yesus. (Matius 26:14-16)12

Kata Hawariyyun di dalam Alquran sebenarnya tidak terkait dengan hal-hal yang bersifat materialistik (menerangkan pakaian mereka, atau latar golongan sosial mereka), tapi untuk menjelaskan kembali kepribadian mereka yang suci dan bersih dan segala tuduhan umat Yahudi maupun umat Kristen. Kata Hawariyyun yang berasal dan akar kata Huur sebenarnya pernah disebutkan ketika Alquran menjelaskan mengenai keindahan dan pasangan-pasangan hidup manusia di dalam surga sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah SWT, yaitu:

Demikianlah. Dan Kami berikan kepada mereka bidadari. (Ad Dukhaan:54)

Bidadari-hidadari yang jelita. putih bersih dipingit dalam rumah. (Ar Rahmaan: 72)

Kata Huur pada ayat di atas sebenarnya tidak pernah ditujukan untuk memberikan keterangan mengenai uraian-uraian fisik dan pasangan hidup manusia di dalam surga. Kata Huur adalah penjelasan tentang sifat dan kondisi pasangan-pasangan hidup manusia di dalarn surga yang sangat berheda dan cara pandang serta pemahaman manusia mengenai keindahan yang disediakan oleh Allah SWT di dalamnya. Surga adalah tempat yang disucikan oleh Allah SWT Maka segala makhluk yang ada di dalarnnya adalah suci dalam makna yang sebenarnya.

Sejak makhluk-makhluk tersebut diciptakan oleh Allah SWT, kesucian mereka sama sekali tidak pernah disentuh ataupun ternoda oleh hal-hal yang dapat membatalkan atau menajiskan kesucian mereka, ini sangat berbeda dan kondisi kesucian seorang manusia (baik pria maupun wanita) di dunia, tempat kesucian lahiriah (kesucian tubuh) maupun batiniah (kesucian jiwa) mereka dapat ternodai. Sehubungan dengan ini, Syeikh Yusuf Ali di dalam terjemah Alquran-nya yang masyhur membenikan komentar:

“Hurimplies the following ideas: (1) purity possibly the word Hawariyyun, as applied to the first Disciples of Jesus, is connected with this root; (2) beauty, especially of eves, where the intense white of the eyeballs stands out again. the intense black of the pupil, thus giving the appearance of lustre, and intense feeling: as opposed to dullness or want of expression:; and (3) truth and good will [11]

Makna Huur adalah penjelasan mengenai sifat dan keadaan makhluk-mahluk di dalam surga yang kesuciannva akan selalu terpelihara. Dengan dernikian, kata Hawariyyun di dalam Alquran juga merupakan sebutan dan Allah SWT untuk rnenunjukkan sifat dan

keadaan murid-murid Isa as. yang suci dan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan oleh umat Kristen dan umat Yahudi. Penjelasan lainnya adalah firman Allah SWT di dalam Alquran yang mengatakan:

Dan (ingatlah), ketikaAku_wahyukan kepada pengikut isa yang setia “Berimaniah kamu kepada-Ku dan kepada rasul-Ku Mereka menjawab:

“Kami telah beriman dan saksikanlah (wahai rasul) bahwa sesungguhnva kami adalah orang-orang yang patuh (kepada seruanmu) “. (Al Maa-idah:111)

Pada ayat tersebut, Allah SWT menyampaikan wahyu-Nya kepada Hawariyyun dengan menggunakan kata ganti “Aku” atau “Saya”. Sedangkan pada ayat-ayat Iainnya, Allah SWT selalu menggunakan kata ganti “Kami” untuk menyebut Diri-Nya sendiri, seperti ketika Dia berfirman kepada Musa as.:

Dan Kami wahyukan kepada musa: Lemparkanlah tonlgkatmu!’. .maka sekonyong—konyong tongkat itu menelan apa yang mereka sulapkan. (Al Araaf:117)

Atau ketika Allah SWT berfirman kepada ibu Nabi musa as.:

Dan Kami wahyukan kepada ibu Musa: “Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnva maka jatuh kanlah dia ke sungal (Nil). Dan janganlah kamu khawathir dan jangan (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikanya kepadamu dan menjadikanya (salah seorang) daripara rasul. (AlQashash:7)

dan ketika Allah SWT berfirman kepada Nahi Muhammad Saw.:

Itu adalah di antara berita-berita penting tentang yang ghaib yang Kami wahyukan kepadarmu (Muhammad); tidak pernah kamu mengetahuinya dan tidak (pula) kaummu sebelum ini. Maka bersabarlah; sesungguhnya kesudahan yang baik adalah bagi orang orang yang bertaqwa. (Hud:49)

Kermudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif “. dan bukanlah dia terniasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. (An Nahl: 123)

Semua penjelasan Alquran tentu bukan untuk menerangkan bahwa derajat Hawariyyun d sisi Allah SWT melebihi derajat selain mereka. Firman Allah SWT kepada Hawariyyun menggunakan kata ganti Aku” atau “Saya” kepada murid-murid isa as. semata-mata untuk menunjukkan kepastian iman mereka kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Apabila Allah SWT telah menyampaikan wahyu-Nya kepada Hawariyyun secara langsung sebagairnana Allah SWT menyampaikan wahyu kepada Maryam as. atau ibu Nabi Musa as., maka disaat yang sama kondisi mereka juga berarti telah disucikan. Karena sesungguhnya Allah SWT hanya akan menyampaikan wahyu-Nya kepada hamba yang telah disucikan (lsfhafa)[12] seperti yang dijelaskan Alquran pada firman

Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata.’ “Hai, Maryam, sesungguhnva Allah telah ,memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu). (Ali Imran:42)

Juga buka (Al Hajj. 75)

Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan hagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dan apa yang mereka persekutukan (dengan Dia). (Al Qashash. 68,)

Anggapan yang menyimpulkan bahwa wahyu hanya dapat diterima oleh Para Nabi dari Rasul, sebenarnya tidak tepat. Alquran menjelaskan bahwa Allah SWT telah menyampaikan ‘wahyu-Nya kepada ibu Musa as. sedangkan ibu Musa[13] as. bukanlah seorang nabi. Atau kepada Maryam as. [14] dan Maryam as[15]. juga bukan seorang nabi — bahkan Maryam as. bertemu dengan malaikat Jibril as. dalam bentuk manusia. Atau kepada para Imam Bangsa Israel[16] dan mereka juga bukan para nabi, seperti firman Allah SWT di dalarn Alquran:

Adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami. (As sajadah:24)

kepada mereka mengerjakan kebaikan dan mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan kamilah mereka selalu menyembah, (Al Anbiya:73)

Dapat dipahami bahwa ketika Allah SWT menyampaikan wahyu-Nya kepada Hawariyyun dengan menggunakan kata ganti “Aku” atau ‘Saya”, maka hal itu sebenarnya untuk menegaskan bahwa wahyu Allah SWT tersebut telah disampaikan secara langsung kepada mereka. ini pada saat yang sama juga mengindikasikan bahwa Hawariyyun adalah orang-orang yang telah disucikan oleh Allah SWT agar dapat menerima wahyu-Nya.

Semua penjelasan Alquran sangat jelas merupakan bantahan dan Allah SWT untuk membersihkan Hawariyyun dan segala macam fitnah serta tuduhan-tuduhan palsu Ahlul Kitab yang mengatakan bahwa salah seorang dan murid-murid Isa as. telah menjadi pengkhianat atau sebagian murid-murid lainnya telah kabur pada saat Isa as. membutuhkan pertolongan mereka. Dengan demikian, Alquran sebenarnya telah mengatakan hal yang sangat bertentangan dan tuduhan umat Kristen atau bahkan Injil Barnabas sendiri yang mengatakan bahwa Yudas Iskariot telah menjadi seorang pengkhianat, karena pada hakekatnya Alquran justru mengabadikan kesetiaan dan kedua belas orang murid-murid Isa as.

Salah satu sebab kebencian imam-imam Yahudi kepada Isa as. dan para pengikut setianya pada saat itu sebenarnya disebabkan oleh pemberitaan yang telah disampaikan Isa as. kepada masyarakat Israel. Bagian yang paling mengkhawatirkan imam imam Yahudi adalah bagian yang memberitahukan mengenai kedatangan Sang Mesiah yang akan berasal dan keturunan Ismail dan bukan keturunan Israel sebagaimana yang telah di propagandakan oleh imam-imam Yahudi, Ketika mereka tidak memiliki jalan lain untuk menghentikan pengaruh penyebaran ajaran Isa as. kepada bangsa Israel kecuali dengan rnembunuhnya. maka mereka merencanakan sebuah makar untuk menghentikan pengajaran isa as. dan juga pengaruh para pengikutnya yang setia, yaitu Hnwariyyun, di masyarakat Israel.

Salah satu jalan yang mereka tempuh untuk menyingkirkan Isa as. adalah dengan mengadukan kepada pemerintahan Romawi— yang pada saat itu bertindak sehagai bangsa yang menjajah wilayah Palestina—dengan mengatakan hahwa Isa as. ingin menobatkan dirinya sebagai raja Israel untuk menghasut masyarakat dan memerangi bangsa Romawi. Sedangkan untuk melemahkan pengaruh Hawariyyun di masyarakat Israel, para imam Yahudi telah membuat fitnah untuk merusak reputasi mereka di mata masyarakat Israel.

sewaktu isa as. menyampaikan ajaran-ajarannya kepada bangsa Israel, belian selalu mengkritik imam-imam Yahudi dengan mengatakan bahwa mereka tidak lagi berpegang terhadap kebenaran kaidah moral ajaran Tuhan yang seharusnya menjadi dasar atau roh dari syariat yang telah dibawa oleh Musa as. kepada umat Israel. Menurutnya, penegakkan hukum-hukurn Taurat hanya terbatas ke dalam hal-hal yang terkait dengan pengumpulan harta umat sebagai pembayaran denda-denda keagamaan dan hukan kepada pencegahannya.

Isa as. mengatakan bahwa imam-imam ‘ sebenarnya telah mengeksploitasi Kitab Taurat dengan mnengatakan kepada bangsa Israel bahwa dosa-dosa mereka dapat ditukar dengan sumbangan atau denda-denda keagamaan yang tidak lagi di ikuti dengan rasa penyesalan atau taubat, bahkan seakan-akan menjadi sarana wang memudahkan orang untuk melakukan perbuatan yang rnelanggar hukum Tuhan. Dalam sebuah khutbahnya, isa as. menyamipaikan:

Tetapi Tuhan berkata kepadanva. “Kamu orang-orang farisi, kamu membersihkan bagian mar dari cawan dan pinggan. tetapi bagian dalammu pcnuh rampasan dan kejahatan

Hai orang-orang bodoh, bukankah dia yang telah menjadikan bagian luar, dia juga menjadikan bagian dalam?

Tapi berikanlah isinya sebagai sedekah dan sesungguhnya semuanya akan menjadi bersih bagimu.

Telapi celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu membatar persepuluhan dan selasih, inggu dan segala jenis sayuran, tetapi kamu mengabaikan keadilan dan kasih Allah. Yang satu horus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.

Celakalah kamu, hai orang Farisi, sebab kamu suka duduk di lempat terdepan di rumah ibadat dan suka menerima penghormatan di pasar

Celakalah kamu. sebab kamu sama seperti kubur vyng tidak memakai tanda; orang-o rang yang berjalan di atasnva, tidak mengetahuinya.

Seseorang dari antara ahIi taurat itu menjawab dan berkata kepada Nya: “Guru, dengan berkata demikian, Engkau menghina kami juga.”

Tetapi ía menjawab: celakalah kamu juga, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu meletakkan beban-beban yang tak terpikul pada orang, tetapi kamu sendiri tidak menyentuh beban itu dengan satu jaripun. (Lukas 11:40-46)

Memang tidak dapat disangkal bahwa keberadaan isa as. beserta Hawariyyun pada saat itu sesungguhnya berada di tengah beragamnya konflik sosial sesama Suku-suku Israel. Problema sosial yang terjadi pada masa kenabian isa as dalam tubuh bangsa Israel sebenarnya telah mengakar jauh sebelum kedatangannya dan telah menghantui Bangsa Israel selama berabad-abad semenjak terjadinya awal konfrontasi dan puncak perpecahan serta perpetual war sesama suku-suku Israel setelah periode Nabi Sulaiman as..


[1] Tore Kjcilen, Sidahmed Abubakr, D. Josiya Negahban, E;icvclopedia Of flit’ Orient, artikel “Jesus”, Lexicorient, Electronic Version

[2] Mesiah artinya ‘yang diurapi

[3] Ronia 5:12-14; Ibrani 217

[4] MG. Easton MA., D.D, Easton’s Bible Dictionary, Artikel “Judas”, Edisi ke tiga, diterbitkan oleh Thomas Nelson, Electronic Version

[5] Ibnu Katsir, Tafsir 2:431; Fakhrurazi, Tafsir Al-Kabir 12:100; Sayyid Qutb, Fi Zilalil Quran, 6:18

[6]Sayyid Qutb, Tafsir Fi ZiIaIil Qur’an, 6:18

[7] Injil Barnabas juga mencantumkan Yudas (saudara Yakobus) seperti dalam Injil Lukas tanpa mencanturnkan Tadeus

[8] ‘Al Mawardi, Tafsir 1:395; Sayyid Muhammad 1-lusein Thabathabai, Tafsir AlMizan 3:235; Wahbah Zuhairj, Tafsir Al-Munir 3:237

[9] Al Mawardi, Tafsir 1:395; lbnu Katsir, Tafsir, 2:43

[10] Fakhrurrazi, Tafsir Al-Kabir 863

[11] Kisah yang sama juga dapat ditemukan pada lnjil Markus 14: Injil Lukas 22:4-6; lnjil yohanes 13:2. Apabila di perhatikan dari cara penyampian riwayat— riwayat injil mengenai peristiwa kcpergian Yudas Iskariot kepada ,imam-imam kepala seperti yang disebutkan pada cerita di atas ataupun di dalam riwayat Injil-injil lainnva, maka peristiwa tersebut sesungguhnva adalah sehuah cerita yang sama sekali tidak pernah di dukung oleh saksi-saksi mata yang pernah menyaksiksn peristiwa ini secara langsung ataupun oleh saksi- lain yang pernah mendengar pembicaraan antara Yuda lskariot dengan imam kepala kemudian menceritakannya kepada para penyusun Injil.

[12] Sheikh Abdullah Yusuf Au, Aiquran English Translation, Dikutip dan footnote ayat QS. 52:20 dan 44:54.

[13] Dalam buku Lessons from the Nahj-ul-Balagha oleh Sayvid Au Khamene’i (Islamic [ Organization on the Occasion of the Fifth Anniversary of the Islamic Revolution, ditcrbitkan oleh Council for Ten Days Dawn Celebration). Beliau memberikan komentar

“Istafa (to chuo the hesti is a very important and fundamental issue. In Arabic, not all sele tioiis arc indicated by this word. Only when a pure element is recognized and chosen rum amongst a collection of elements is the istafa’ used. It is actually employed when the pure and the impure are separated in a collection of things and the pure portion is extracted.” (Chapter 4, How are I’rophets chosen?) Electronic Version, Islamic Propagation Organization, Sepehr, Teheran 1984/1404H

[14] Alquran Al Qashash:7

[15] Alquran Ali imran:45

[16] untuk penjelasan lengkap. lihat Sayyid Muhammad Huseein ‘thabathabai, Al mizan fi Tafsir Alquran, 1:262-285, 16:271 dan 14:305


4 comments:

PuTRi said...

good posting!!!to much article

Unknown said...

Right story in a right happened

Unknown said...

Tulisanya cukup panjang dan menarik..saya baru tahu ada pengakuan 12 murid yesus dlm alquran (hawariyyun)....tapi sayang ceritanya tdk sesuai dengan maksud dan tujuan ajaran kristen😍

Blog Ummu Ibrahim LA said...

Yang sangat ganjil adalah, semua penulis Bibel sepakat menjuluki Yudas sebagai pengkhianat, bahkan ketika kejadian pengkhianatan itu belum lagi terjadi, yaitu ketika Yesus AS memilih kedua belas murid beliau di antara puluhan pengikut beliau.

Apakah ini upaya licik Paulus sehingga dengan hilangnya satu murid pilihan Yesus AS, dia bisa menggantikan posisinya, supaya angka 12 tetap adanya, sejumlah suku Bani Israel?